Selamat Datang di Guitar Laboratory

Kursus Privat Gitar Elektrik Langsung Bersama Doni Riwayanto, S.Sn di Yogyakarta

Hubungi: doni_riwayanto@yahoo.co.id

atau in box ke account facebook doni riwayanto

Doni Riwayanto adalah seorang instruktur gitar elektrik yang telah berpengalaman lebih dari 7 tahun mencetak gitaris-gitaris muda handal.

Selain sebagai instruktur gitar juga aktif menulis buku, artikel, maupun sillabus pengajaran musik.

Beberapa buku telah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Salah satu bukunya merupakan best seller buku musik di Gramedia Pustaka Utama. Berjudul “Gitar Elektrik - Teknik Dasar dan Aplikasi” serta “Mainkan Lead Guitar - Manuver-manuver aplikatif dalam permainan lead guitar elektric”.

Mendapatkan gelar Sarjana Seni Musik dari Institut Seni Indonesia dengan tugas akhir berjudul "ANALISIS MUSIKOLOGIS FENOMENA POLYCHORDAL DALAM POLA PENEMPATAN ARPEGGIO SEPTIM TERHADAP AKOR-AKOR SUPERIMPOSE (Sebuah Studi Improvisasi Jazz Untuk Instrumen Gitar).





30 July 2009

Review 7 Band yang Lolos Final Band Blast 2009 Regional Jateng-DIY

Review 7 Band yang Lolos Final Band Blast 2009 Regional Jateng-DIY

oleh doni riwayanto



Peserta Band Blast kali ini cukup kaya warna. Mulai dari fusion, metal, progresif rock, hip metal, hingga etnik masuk dalam penyaringan. Namun tujuh band berikut inilah yang lolos dari regional Jateng DIY:




Koala

Koala bermain apik dengan warna fusion. Penyusunan form yang tepat, dengan beberapa detail yang menarik, mampu menghadirkan sebuah karya yang layak untuk maju ke level berikutnya. Band ini berformasi 3 cowo bermain drums, gitar, bas, dan 1 cewe bermain keyboard, dan 1 cewe sebagai vokal. Dalam catatan saya Koala mendapatkan total point tertinggi.

kritik:
sejauh ini belum ada kritik untuk koala



Candle Light

Candle Light mempesona dengan duet gitarnya yang mampu membagi porsi secara sempurna baik dalam hal komposisi nada maupun balancing sound. Membawakan warna pop rock standar. Secara komposisi tidak ada yang istimewa. Namun cukup nyaman untuk dinikmati. Dalam catatn saya Candle light mendapat point dalam hal sound tertinggi.

Kritik:
Dalam hal teknis Candle light telah mampu bermain secara apik dan rapi. Jika didukung dengan komposisi yang lebih unik dan menarik, maka tentu akan menaikkan point yang didapatkan.



Black Amplifier

Ini dia warrna metal yang lolos dalam penyisihan kali ini. Dengan Vokalis cewe yang memiliki suara rock, didukung penampilan yang berani total tampil sebagai rocker. Seperti galibnya band metal, Black Amplifier juga memiliki guitarist yang berskill extra. Penguasaan Teknis serta Sound yang cukup menambah point plus untuk band ini. Dalam catatan saya band ini mendapatkan point tertinggi dalam hal pervormance.

Kritik:
Black Amplifier membawakan metal yang mengarah ke progresif. Namun nafas progresif yang diusungnya masih tanggung. Sehingga kadang terasa dualisme antara metal konvensional dengan progresif.



Reko Neko

Band ini memiliki formasi tiga cowo dalam keyboard, guitar, drums, serta satu cewe dalam bas, dan satu cewe dalam vocal. Satu kesan utama yang muncul dari penampilan Reko Neko: Casiopea. Ya.. nafas casiopea begitu kental terasa dalam komposisi sayng dibawakannya. Tentu saja untuk membawakan komposisi semacam itu dibutuhkan kemampuan teknis individu yang di atas rata-rata. Dan sebagian besar mereka berhasil melakaukannya. Dalam catatan saya Reko Neko merupakan band dengan kemampuan individual terbaik.

Kritik:
Form atau bentuknya kurang terarah. Pembagian porsi masing masing instrumen tidak seimbang. Terutama vokal yang terkesan sebagai anak tiri dengan jatah yang sangat sedikit. Sebaiknya porsi vocal ditambah lagi. Bisa dalam bentuk improvisasi vocal, karena seluruh instrumen telah mendapat jatah improvisasi sementara vocal tidak sama sekali padahal syair yang dimainkannya hanya sepotong.



The Jeff

The Jeff berkiblat ke arah modern rock. Karakter vocal begitu mewarnai band ini. Secara performance The Jeff cukup menarik. Komposisi juga cukup bagus.

Kritik:
Komposisi yang dibawakannya sangat progresif. Sayang ketika lead gitar tiba-tiba muncul Yngwie dengan gaya Classic Rock. Ini sangat menggangu. Serta Lead gitar yang begitu panjang cukup melelahkan pendengar. Solusinya adalah jika ingin mempertahankan lead gitar yg begitu panjang hendaknya memecah pada bagian-bagian yang berbeda.



Factor X

Dengan Turn Table yang diusungnya, bisa ditebak jika band ini memiliki rasa Linkin Park banget. Secara Komposisi cukup bagus memadukan segala instrumentasi yang ada. Vocal bernada serta omelan rap dengan tempo cepat, menjadikannya layak untuk lolos.

Kritik:
Memang Factor X telah memasukkan unsur funk ke dalam hip metal nya. Namun secara keseluruhan belum lepas dari Linkin Park. Sehingga dalam konteks festival tentu ini susah untuk mendapat perhatian lebih.



Cici Didi

Nah ini dia yang unik. Dasar ritmenya adalah rock n roll. Namun dengan komposisi yang unik. Mulai dari pemilihan nada yang unik. Pemakaian teknik finger picking pada gitar. hingga lagunya yang unik. ini menjadi pertimbangan mengapa cici didi masuk dalam daftar lolos.

Kritik:
Cici Didi memang unik, namun sayang dia bermain dengan kurang rapi. itu saja.