Selamat Datang di Guitar Laboratory

Kursus Privat Gitar Elektrik Langsung Bersama Doni Riwayanto, S.Sn di Yogyakarta

Hubungi: doni_riwayanto@yahoo.co.id

atau in box ke account facebook doni riwayanto

Doni Riwayanto adalah seorang instruktur gitar elektrik yang telah berpengalaman lebih dari 7 tahun mencetak gitaris-gitaris muda handal.

Selain sebagai instruktur gitar juga aktif menulis buku, artikel, maupun sillabus pengajaran musik.

Beberapa buku telah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Salah satu bukunya merupakan best seller buku musik di Gramedia Pustaka Utama. Berjudul “Gitar Elektrik - Teknik Dasar dan Aplikasi” serta “Mainkan Lead Guitar - Manuver-manuver aplikatif dalam permainan lead guitar elektric”.

Mendapatkan gelar Sarjana Seni Musik dari Institut Seni Indonesia dengan tugas akhir berjudul "ANALISIS MUSIKOLOGIS FENOMENA POLYCHORDAL DALAM POLA PENEMPATAN ARPEGGIO SEPTIM TERHADAP AKOR-AKOR SUPERIMPOSE (Sebuah Studi Improvisasi Jazz Untuk Instrumen Gitar).





04 November 2008

CARA NGULIK AKOR

CARA NGULIK AKOR
oleh : doni riwayanto




Pada posting saya sebelumnya tentang "Bagaimana Belajar Gitar?", (http://doniriwayanto.multiply.com/journal/item/14/Belajar_Gitar_Apa_Aja_sih_yang_Harus_Dipelajari)

ada pertanyaan dari Bro Hpeace sebagai berikut :

"mas, saya kok susah bgt ya klo nyari akord suatu lagu.. ???"

dan dijawab sama Bro Iqbal sebagai berikut :

"listeningnya yang kudu diasah...
selain itu pengetahuan nya juga perlu ditambah...

biasanya suatu lagu tuh ada progresifnya..
nah itu kudu dipelajari juga..."
ntar klo dah biasa, pasti gampang nyari kord lagu lain..

OK.... ini dia bocoran jawabannya:


Akor, Tangga Nada, dan Hukum Relasinya yg banyak kite dengar dan gunakan saat ini... adalah sebuah sebuah formula yang tersusun selama ribuan tahun. Mulai dari teori Harmonic Seriesnya Phytagoras jaman Yunani, hingga kini mewujud pada teori yang bernama teori Tonal. teori Tonal adalah grand theory dari musik diatonis khas masyarakat barat. Salah satunya ya musik pop, rock, jazz, blues, dan lain sebagainya yang kita kenal saat ini. Tonal sesungguhnya berbicara tentang sistem grafitasi antar nada. Bagai mana nada-nada atau akor-akor tersebut saling memiliki daya tarik menarik sehingga dapat terbentuk suatu melodi maupun progresi akor yang mewujud dalam suatu lagu. Tapi kali ini saya tidak akan membahas masalah ini secara filosofis (meski seharusnya agar lebih jelas mesti di dasari dari pandangan filosofis tentang Tonalitas). Tapi agar tidak membosankan... Kali ini saya akan membahas masalah Tonal ini secara teknis:



Agar tidak membosankan.. praktis saja... saya akan membahas Tonalitas (tonality) dalam hubungannya dengan bagai mana ngulik akor dalam sebuah lagu.

Pertama:
Sesungguhnya akor-akor yang sebegitu banyaknya itu dapat digolongkan dalam dua sudut pandang:
1. Karakter (Mayor, minor, dominant, diminished, augmented)
2. Tingkat atau Fungsi (I,ii,iii,IV,V,vi,vii)
Tentang karakter.. pasti temen-temen sudah tahu... setidaknya yang dasar... mayor dan minor. Kemudian yang jarang diketahui adalah Fungsi.

Ke dua
Setiap karya musik yg mengikuti hukum Tonal tentu memiliki nada dasar yang kemudian disebut Tonik. Tonik atau nada dasar ini bisa di nada apapun: bisa C, bisa D, E, F, G, A, dan lain-lain.
Dalam setiap nada dasar akan diikuti oleh suatu hukum yang telah dipatuhi selama ribuan tahun.

Ke Tiga
Secara praktis hukum yang saya maksud adalah sebagai berikut:
Ketika sebuah lagu berada pada nada dasar C... maka dia akan menggunakan tangga nada C mayor (1[do]-2[re]-3[mi]-4[fa]-5[sol]-6[la]-7[si]-1[do]) dengan rangkaian nada C-D-E-F-G-A-B-C.
Dan rangkaian akor C, Dm, Em, F, G, Am, Bdim, C.

coba bandingkan:
tangga nada : C D E F G A B
akor : C Dm Em F G Am Bdim

Keduanya sama-sama merupakan suatu urutan. Cuma dalam akor memiliki karakter (mayor, minor, diminished). Itulah yang disebut karakter akor tadi.
Kemudian secara tingkatan atau fungsi maka kita dapati tingkatan sebagai berikut

akor : C Dm Em F G Am Bdim
tingkat/fungsi : I ii iii IV V vi vii

Antara tingkat dan karakter ini berkaitan:

Akor Tingkat I secara natural memiliki karakter mayor
Akor Tingkat ii secara natural memiliki karakter minor
Akor Tingkat iii secara natural memiliki karakter minor
Akor Tingkat IV secara natural memiliki karakter mayor
Akor Tingkat V secara natural memiliki karakter mayor
Akor Tingkat vi secara natural memiliki karakter minor
Akor Tingkat vii secara natural memiliki karakter diminished

Ke Empat
Buktikan teori ini:
dalam lagu dengan nada dasar C mayor... maka akor-akor yang akan sering digunakan adalah akor akor: C Dm Em F G Am Bdim

Buktikan dalam lagu:
Kutak bisa (slank)
Demi waktu (ungu)
Sebelum Cahaya (letto)
Cinta Ini Membunuhku (d masive)
Ketahuan (matta)
Puspa (ST12)
Yakin (Radja)

Kadang kala... akor minor seperti akor Dm, Em, dan Am, diubah menjadi mayor seperti dalam Puspa (ada akor D mayor), Ketahuan (ada akor E mayor). Hal ini sering pula terjadi dalam lagu lagunya ADA band, Element, dan lain-lain. Atau sebaliknya, Akor F mayor diubah menjadi F minor. Ini sreing terjadi dalam penghujung frase yang berakhiran akor F.
Hal itu disebut sebagai modulasi sementara... dan pergantian akor ini otomatis diikuti pula perubahan tangga nadanya.
Jika perubahan akor itu tidak hanya satu akor maka patut dicurigai lagu tersebut bepindah nada dasarnya atau modulasi penuh...

Ke Enam
Dalam nada dasar lainpun akan terjadi hal tersebut. Untuk lebih lengkapnya bisa di baca dalam buku ini

Judul : Gitar Elektrik Teknik Dasar dan Aplikasi
Penulis : Doni Riwayanto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama




Ke Tujuh
Apa yang saya bicarakan semua itu adalah dari segi intelgensi. Tetapi musik terbentuk tidak cuma dari intelgensi tetapi: Intuisi, Intelgensi, Sense of Pitch (kepekaan terhadap nada), Mood, dan Habit, Dalam hal ini (ngulik akor) yang tak kalah penting dari pengetahuan di atas adalah sense of pitch... dan ini bisa dilatih... Latihannya gimana? itulah pentingnya Metode Belajar. 90% siswa yang belajar sama saya pada akhirnya bisa menerapkan teori tersebut...