oleh doni riwayanto
Kepekaan manusia merasakan harmoni nada-nada dalam alunan musik, sungguh merupakan keunggulan cita rasa manusia atas akalnya.
Ketika dalam sebuah komposisi musik anda mendengar sebuah suara yang dissonance (kita sering menyebutnya sebagai “fales”), anda dengan sendirinya akan merasakan sebuah rasa tidak nyaman. Hal ini terjadi karena manusia (yang peka nada) dapat menangkap tegangan frekuensi antar nada. Nada-nada yang harmonis secara matematis memiliki keteraturan numeral yang sungguh mengagumkan.
Ambil contoh sebuah akor C mayor
Akor C mayor sesungguhnya adalah gabungan dari beberapa nada yang dibunyikan secara bersama dan terdengar harmonis.
Nada-nada tersebut adalah: nada C, nada E, dan nada G
Nah disinilah pertanyaannya:
“Mengapa nada C, nada E, dan nada G akan terdengar harmonis jika dibunyikan secara bersamaan?”
Ini dia jawaban matematisnya:
Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Pak Dhe Phytagoras (560-475 SM) melakukan sebuah percobaan dengan menggunakan sebuah senar.
Sebuah senar dengan panjang tertentu, jika digetarkan angan menghasilkan sebuah nada dengan frekuensi tertentu. Pak Dhe Phyt menyebutnya sebagai nada dasar (katakanlah nada itu adalah nada C).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 2. Ternyata menghasilkan nada C (satu oktaf di atas C dasar).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 3. Ternyata menghasilkan nada G (di atas C oktaf tadi).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 4. Ternyata menghasilkan nada C (dua oktaf di atas C dasar).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 5. Ternyata menghasilkan nada E (dua oktaf di atas C dasar).
Masih ingat nada penyusun akor C mayor tadi?
Ya… C – E – G
Nada tersebut adalah hasil dari pembagian angka ganjil (3 dan 5).
Sementara pembagian dengan angka genap (2 dan 4) menghasil nada yang sama hanya saja lebih tinggi.
Kemudian ketika frekuensi nada-nada tersebut diukur maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Nada C memiliki frekuensi 264 Hz
Nada D memiliki frekuensi 297 Hz
Nada E memiliki frekuensi 330 Hz
Nada F memiliki frekuensi 352 Hz
Nada G memiliki frekuensi 396 Hz
Nada A memiliki frekuensi 440 Hz
Nada B memiliki frekuensi 495 Hz
Nada C’ memiliki frekuensi 528 Hz
Sekali lagi…
Masih ingat nada penyusun akor C mayor tadi?
Ya… C – E – G
Frekuensinya adalah 264 Hz – 330 Hz – 396 Hz
Masing-masing dipisahkan dengan angka 66
Dalam skala perbandingan nada C : E : G adalah 24 : 30 : 36
ketiganya merupakan kelipatan 6
Sementara nada yang sama namun lebih tinggi, memiliki frekuensi dua kali lipat.
Nada C= 264 Hz
Dan nada C oktaf= 528 Hz